Mengapungkan tema
obrolan tentang nasyid, mungkin bisa habiskan 1 SKS, terlebih ngobrol dengan
saya. Bagaimana saya sudah mendengar lantunan musik religi semenjak SD. Dimana
saat itu sedang booming nasyid di Indonesia. Raihan yang paling
pertama pernah saya dengar lantunan musiknya, dari lagu "Bismillah",
"Senyum", dsb. Sampai saya hafal liriknya ketika itu. Lalu semakin
penasaran saya dengan yang namanya nasyid ini. Mulai terdengar di telinga saya grup-grup
nasyid saat itu, Brothers, Snada, Izzatul Islam, Rabbani, dll.
Kenalnya saya dengan
nasyid sendiri juga dibantu kakak saya yang saat itu menginjak usia SMA, beliau
berkecimpung dalam nasyid di rohis sekolahnya. Beliau tak jarang nyetel lagu-lagu nasyid lewat radio. Mulailah telinga saya terbiasa
dengan kata-kata "Allah", "Muhammad", "Jihad",
"Intifadha", "Palestina" di tengah teman-teman sepantaran
saya (masih SD) yang mulai nyanyi "cinta-cintaan", "rindu
padamu", dan segala tetek bengek lain yang sangat tidak pantas terucap
dari bibir seorang anak ingusan yang sejatinya belum mengerti apa yang
dinyanyikan.
Mulai tumbuh kecintaan
pada Islam dalam jiwa saya. Ditambah saya memang bersekolah di SD Islam.
Apalagi dengan berdatangan grup-grup acapella. Setelah apresiasi amazement saya kepada Snada yang mampu membawakan Neo Shalawat dan
Kasih Putih dengan acapella yang bersahaja, mulailah disusul dengan para pemuda
dari Gradasi dan Justice Voice (yang saya tahu dahulu cuma itu) dengan musik
yang easy listening dan asik berdendang di telinga.
Pandangan saya akan
nasyid, yang notabene musik inspiratif nan Islami, yang mengajak berjuang,
berdakwah dan beramal sholeh, berangsur berubah seiring perkembangan zaman.
Perlahan nasyid mulai kalah pamor dengan band-band papan atas yang
"tiba-tiba" Islam. Islamnya karbitan. Tetiba mereka ciptakan musik
religi di bulan Ramadhan. Berbusana Muslim, berlagak ustadz, namun kesan itu
tetap saja tidak islami di mata saya.
Saat itu pula nasyid
mulai redup, mulai galau ingin kemana. Terus manggung tapi tanggung. Dari
televisi, kembali lagi ke pinggir jalan. Terhitung hanya Snada yang tetap
eksis, selainnya bak hilang ditelan bumi.
Dewasa ini mulai
bermunculan grup-grup nasyid yang diusung para remaja dan anak muda. Mengangkat
tema zaman sekarang, gayanya pun mirip boyband korea. Mulai jatuh perhatian
saya akan nasyid. Saya yang juga munsyid, merasa risih dengan prilaku
teman-teman yang bergaya kebarat-baratan, atau bahasa kasarnya gak Islam banget deh. Tambah mendidih darah saya saat mengajak
teman-teman dari grup lain untuk berdiskusi agama. Tidak tampak kelihaian
mereka berdiskusi masalah agama. Quran pun seperti bacaan asing bagi mereka.
Bacaan quran yang menurut saya dalam kategori BURUK, karena mereka munsyid,
pengemban dakwah, dan wajib jadi trendsetter anak
muda sekarang. Saya teringat izzis waktu perekrutan personel baru, syarat
utamanya adalah "tarbiyah". Memang dalam bernasyid, tidaklah
sembarang cuap-cuap saja, tapi bagaimana sikap, prilaku, dan
ilmunya sesuai dengan apa yang dicuap-cuapkan. Bagaimana munsyid
sekarang? sadarkah akan hal itu? lebih hafal mana lirik nasyid, atau Al-Quran?
berapa juz hafalanmu? berapa nasyid yang kau hafal? lebih banyak quran atau
nasyid?
Wahai para munsyid,
bagaimana kalian perkenalkan quran pada khalayak muda, kalau quran pun asing di
lidah kalian? bagaimana kalian mensyiarkan agama Allah, jika hal-hal remeh saja
kalian awam? apa yang kalian bawa dalam bernasyid? apa tujuan kalian bernasyid?
biar dibilang alim? biar dibilang keren?
Pesanku pada kalian,
bangunlah diri kalian dengan manhaj Quran dan sunnah. Tarbiyah madalhayah. Perbaiki diri kalian sebelum menyiarkan
dakwah. Jadilah kalian murabbi di panggung dan di bawah panggung. Jadikan
nasyid sebagai sarana jihad.
'Isy kariman au mut
syahidan! Allahu Akbar!
tulisan yg ringan tp berisi
ReplyDeletehehehe.. syukron katsir :)
ReplyDeleteAssalamualaikum.. kalo boleh tau, kak zaky munsyid dari tim nasyid apa? Saya adalah pecinta nasyid
ReplyDeleteAssalamualaikum.. kalo boleh tau, kak zaky munsyid dari tim nasyid apa? Saya adalah pecinta nasyid
ReplyDelete