Rindu itu memang begitu. Tak pernah ada aturan baku yang
menjelaskan tentang arti rindu. Tapi setiap insan pasti pernah merindu.
Siapapun pernah merindu, meskipun kadang ia tak tahu sedang merindu.
Rindu
itu selalu begitu. Impian bagi mereka yang mendamba persuaan itulah rindu. Ia dirasakan setiap orang yang ingin bertemu. Meski bukanlah sekadar
rasa ingin bertemu, tapi juga tentang keadaan orang yang dia ingin tahu.
Terkadang ada rindu, yang dicampuri rasa cemburu. Seringkali ada rindu, sebab
kadung perasaan cinta kepada siapapun itu.
Rindu
itu selalu bersekutu. Bersekutu dengan perasaan lainnya kemudian menyatu. Kasih
sayang, gundah, gelisah, cemburu, rasa memiliki, rasa ingin tahu, semuanya
berpadu. Semuanya menjadi satu. Tanpa diberitahu, semua tahu sedang rindu.
Tanpa mereka bisa menafsirkan apa yang dirasa saat itu, tapi mereka rasakan
rasa yang satu; rindu.
Rindu
itu seperti batu. Rasa rindu itu keras, kokoh, kuat; dapat dipecah, namun dapat
dikumpulkan menjadi satu. Cinta tanpa rindu, ibarat seorang raja yang memimpin
tanpa hadirnya ratu. Kepemimpinannya terasa hambar dan kaku. Tiada kelembutan,
bagai bunga yang layu. Hidup tanpa merindu, bagai jalan terjal tiada berbatu,
terasa berat namun tak memberi tantangan bagi kaki yang menapak meski tanpa
sepatu.
Rindu
itu menanti sesuatu, menanti siapapun sepanjang hari berlalu. Seringkali yang
dinanti tak kunjung pulang dari rantau. Tak jarang asa hampir putus, dan
harapan yang tadinya merekah mulai layu. Hanya karena menanti sesuatu, hanya
karena seorang yang ditunggu. Walau banyak yang akhirnya bertemu, sayangnya
kejadian itu terjadi tak melulu. Akhirnya rasa itu mengendap berkepanjangan;
bersarang dalam hati mereka yang merindu.
Rindu
itu belenggu. Mereka yang merindu banyak yang terbelenggu. Terbelenggu oleh
rasa ingin tahu, terbelenggu rasa cemburu, terbelenggu rasa ingin bersatu.
Belenggu itu kuat membatu, bersama perasaan lain yang akhirnya menyatu. Menyatu
dalam satu kata yang baku; rindu.
Rindu
itu jauh dari nafsu. Rindu yang diridhoi-Nya, bukanlah rindu yang memperkosa
hatimu, tapi rindu yang menggugah jiwamu. Rindu itu akan mengangkat derajatmu,
apabila kau senantiasa berdoa pada Tuhanmu; mendoakan kebaikan kepada sesiapa
yang kau rindu. Tanpa dia harus tahu doamu. Biarkan rindu itu melenggang bebas
menuju hatimu. Asalkan kau tahu, bahwa rindu itu karunia dari Tuhanmu. Maka kau
akan memasrahkan rindu itu kepada Sang Pencipta rindu. Dan bersyukurlah sebab
rindu itu menjadi karunia bagimu.
Rindu
itu tak selalu berujung bertemu. Aku sering merindu. Walau keadaan ini yang
kubenci dan sering kuadukan kepada Tuhanku. Kerap kumerindu kepada entah siapa
gerangan dirimu dan entah dimana rimbamu. Namun, aku rindu. Rasa itu menjalar
selalu. Puji syukur, rindu itu menggugah semangatku. Banyak hal kulakukan
berangkat dari rasa rindu. Rasa rinduku padamu. Entah siapa dirimu, yang jelas
aku merindukan dirimu. Aku rindu padamu.
katarsis,
ReplyDeletedan manifestasi rasa yang ingin disembunyikan,
sebab bagaimanapun Dia yang lebih tahu terjawabnya do'a itu.
Apa orang yang kita rindukan bisa merasakannya ...
ReplyDelete