Tempo hari, tidak sengaja saya
melihat komentar di facebook dari status seseorang yang membagikan tautan
ceramah seorang ustadz di akunnya. Ada satu komentar yang cukup menggelitik,
salah satunya kurang lebih begini (nama disamarkan), “Ustadz Fulan ini pro-vaksin
ya?” Atas dasar Ustadz Fulan pro terhadap vaksinasi, kemudian pemilik akun
ini tidak mau lagi mendengar taushiah dari sang ustadz. Mungkin baginya beda
pandangan terhadap sesuatu, akan mempengaruhi cara beragama seseorang. Ini
lucu. Padahal mereka seagama, dan lebih aneh lagi, mereka se-fikrah se-harakah.
Hal
yang membuat saya tercenung adalah, bagaimana mungkin perbedaan pandangan
terhadap vaksin sampai menjadikan orang alergi terhadap saudaranya? Baiklah
jika memang ia percaya bahwa vaksin itu beracun dan mengandung barang-barang
haram. Tetapi apakah vaksin ini menjadi faktor baru dalam perpecahan (satu)
agama? Ini harus segera dibenahi.
Sebelum
kita lebih jauh membahas tentang perbedaan ini, ada baiknya kita membicarakan
kontroversi vaksin ini. Vaksin mulai digunakan di Indonesia tahun 1956, yaitu
untuk imunisasi cacar.[1]
Programnya di Indonesia secara gencar dimulai pada medio 1970-an. Sebelum kita
lanjutkan lebih jauh, pernahkan terlintas di pikiran Anda, mengapa usia harapan
hidup manusia di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya mengalami
penurunan yang cukup drastis? Mengapa dewasa ini banyak penyakit-penyakit baru
yang relatif aneh bermunculan? Apakah semuanya terjadi secara alami? Para tetua
kita usianya panjang-panjang. Penyakitnya relatif biasa-biasa saja, tiada yang
aneh. Masih berpikir vaksin ini baik bagi manusia?
Baiklah,
sebelum kita lanjutkan, tolong bersihkan pikiran Anda. Jangan alergi dulu
dengan kata ‘konspirasi’. Jangan close tab dulu sebelum baca sampai
selesai. Begini, dunia kita sudah lama dikendalikan oleh tangan-tangan tidak
terlihat, The Invisible Hand. Semua ini tidak terlepas dari adanya misi
menguasai dunia dalam satu pemerintahan yang disusun dalam The Protocol of
Zion. Kemudian ini berhubungan pula dengan adanya depopulation program,
pengurangan jumlah manusia agar terus terjaga dalam jumlah tertentu, agar
tercipta keselarasan antara manusia dengan bumi. Merupakan program rahasia yang
awalnya dari keyakinan pagan. Jumlah yang telah ditetapkan adalah hanya 500
ribu orang. Padahal sensus dunia menyatakan total manusia di bumi sudah
menembus angka yang lebih dari enam milyar. Artinya apa? Ya, jumlah manusia di
muka bumi harus terus digerus lebih dari 500 juta jiwa. Program ini terpatri
dengan jelas pada Georgia Guidestones, sebuah bangunan batu granit
raksasa yang diselesaikan pada tahun 1980 berada di pedalaman Georgia, Ameria
Serikat.[2]
Bangunan ini ada pula yang menyebutnya dengan The Illuminati Stonehenge,
karena memang bentuknya yang sekilas mengingatkan kita pada Stonehenge yang
berada di dataran Britania Raya.[3]
Bebatuan ini memuat sepuluh perintah tentang Depopulation Program dalam
delapan bahasa; Inggris, Spanyol, Swahili, Hindi, Ibrani, Arab, Mandarin, dan
Rusia. Perintah pertama ialah: “Pertahankan umat manusia di bawah 500.000.000
dalam memelihara keseimbangan alam.” Apakah Anda mengira saya mengada-ada?
Ayolah, informasi semacam ini sejatinya informasi basi. Sudah dibahas ratusan
kali oleh para pakar konspirasi global. Banyak pula buku yang telah
membahasnya. Semuanya bermuara pada satu topik, The New World Order, atau dalam
bahasa Latin Novus Ordo Seclorum. Tatanan dunia baru, yang menginginkan
dunia berada dalam satu pemerintahan dan juga lebih paranya satu agama. Siapa
yang disembah? Setan terkemuka yang bernama Lucifer.
Program
penurunan jumlah manusia inilah yang dilakukan salah satunya dengan cara
meracuni manusia di seluruh dunia, agar mereka mati pelan-pelan. Ini memang
cara jangka panjang, dan cara jangka pendeknya adalah perang. Siapa lagi yang
diuntungkan dalam perang kalau bukan kaum kapitalis yang bersarang di
negara-negara Barat dan Amerika sebagai ibunya? Dunia damai tiada perang, maka
mereka bangkrut, senjata yang mereka produksi adalah aset yang memberikan
keuntungan berlipat. Proyek jangka panjang inilah yang dilakukan lewat makanan
dan tentunya vaksinasi. Perusahaan Monsanto mengembangkan produk
pertanian hasil rekayasa genetik, sehingga merugikan petani dan
konsumen-konsumennya. Makanan yang kita konsumsi, terlebih membelinya di
supermarket sudah banyak terkontaminasi oleh racun yang mereka produksi,
sekalipun itu sayuran dan buah-buahan. Sejatinya hal ini telah terjadi dalam
Perang Dunia II. IG Farben, perusahaan kimia di Jerman dimanfaatkan Hittler
untuk menjadi pemasok utama pengadaan racun di kamp-kamp Nazi. Salah satu
produknya ketika itu ialah Zyklon B, instektisida berbahan hydrogen sianida
yang tentunya racun. Lucunya ketika Perang Dunia II usai dan Jerman dinyatakan
kalah perang, IG Farben tidak ikut dihancurkan, tetapi terus dihidupkan dan
berkembang menjadi empat perusahaan besar: Bayer, Hoechst, AGFA, dan BASF. Hari
ini, racun-racun semodel fluoride, aspartam, MSG barangkali hampir
setiap hari masuk ke tubuh kita. Pantaslah usia umat manusia sekarang pendek.
Memang usia itu urusan Tuhan. Tapi ingatlah bahwa Tuhan selalu menunjukkan
tanda-tandanya bagi orang yang berpikir.
Beralih
ke vaksin. Bahwa vaksin adalah tulang punggung perusahaan farmasi dunia. tanpa
adanya proyek vaksin, mereka akan bangkrut. Maka program ini harus terus
diusahakan –untuk tidak disebut dipaksakan- berkembang. Dalam Freemasonry: A
Celebration of The Craft yang ditulis oleh John Hamill dan Robert Gilbert
dinyatakan bahwa, “Para Freemason merupakan pelopor dan penganjur vaksinasi.
Sebenarnya seorang Freemason dan dokter bernama Edward Jenner-lah pada tahun
1796 mulai menganjurkan vaksinasi ‘pencegahan’, sebuah fakta yang amat
dibanggakan Freemason.” Seseorang yang terserang penyakit tidaklah membuat
seseorang kebal, dan hal ini terjadi pula pada vaksin. Thimerosal,
Formaldehyde, Carbolic Acid, Acetone, Alum, MSG dan lain-lain adalah
beberapa bahan yang ada dalam vaksin. Sejujurnya saya tidak bisa menjelaskan
lebih detail tentang bahan-bahan tersebut. Namun yang perlu Anda ketahui
bahwasanya benda-benda tersebut sangat mematikan. Pada intinya, vaksinasi
adalah satu cara bagi para konspirator global –yang jelas-jelas memusuhi Islam-
untuk menekan populasi manusia. Oh iya! Jangan lupakan program Keluarga
Berencana (KB) yang jelas-jelas bertentangan dengan anjuran Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, "Nikahilah oleh kalian wanita yang penuh kasih
sayang dan subur. Karena sesungguhnya pada hari kiamat kelak, aku akan
berbangga dihadapan para Nabi dengan jumlah kalian yang banyak." (HR.
Abu Dawud).
Henry
Kissinger (mantan Menterli Luar Negeri AS) pernah berkata, “Pengurangan
populasi merupakan prioritas utama kebijakan luar negeri AS terhadap
negara-negara dunia ketiga. Pengurangan penduduk negara-negara ini merupakan
masalah vital bagi keamanan nasional Amerika.” Hal-hal yang
digembar-gemborkan konspirator memang sulit untuk dikuak, sebab media –yang
notabene mayoritas dikuasai mereka- tidak akan mengekspos ini. Banyak
orang-orang terkenal yang mati mengenaskan setelah mengungkapnya, atau menolak
tunduk padanya. Kita tahu kemisteriusan kematian John Fitzgerald Kennedy dan
Abraham Lincoln yang tidak pernah ada kejelasannya. Ya, mereka dibunuh karena
menolak bank sentral –yang menjadi proyek utama Freemason dan nyata-nyata
didalangi dinasti Rotschild. Pekerjaan para konspirator adalah bagaimana
caranya mereka berkonspirasi tanpa diketahui orang, dan membuat orang menjadi berpikir
bahwa konspirasi tersebut adalah irasional, tidak masuk akal.[4]
Sejatinya
saya lebih suka menghindari pembicaraan masalah vaksin. Karena ini berkenaan
dengan hak hajat hidup banyak orang. Saya pun baru-baru ini menerima vaksin
meningitis. Tidak terlalu bermasalah bagi saya, karena di dalam tubuh saya
sudah kadung berkeliaran pelbagai macam vaksin. Ditambah lagi, saya bukanlah
seorang ahli kimia ataupun kedokteran yang paham terhadap zat-zat yang
membahayakan tubuh maupun yang tidak berbahaya sama sekali. Telah banyak
buku-buku yang membahas ini, bahkan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia. Anda hanya perlu mempelajari dan mencarinya. Buku pembantahnya juga
silakan dibaca, dan saya usulkan buku berjudul Kontroversi Imunisasi
yang disusun oleh Dr. Siti Aisyah Ismail, dkk. Setuju atau tidak, itu terserah
Anda. Atau mungkin Anda mengira saya mengada-ada atau terlalu fanatik? Itu juga
terserah, yang jelas Anda harus lebih sering membaca dan mengkaji. Ingatlah,
segala yang terjadi di dunia ini tidak secara kebetulan. Semuanya dirancang
secara khusus oleh ‘tangan-tangan yang tidak terlihat’. Kita jangan pernah
buta, sebab Allah memerintahkan kita untuk selalu meneliti ciptaan Allah di
langit dan bumi. Ada yang tersurat, pastilah ada yang tersirat.
Kembali
lagi ke persoalan awal, bahwasanya jangan sampai kita terbawa emosi dan
menjadikan polemik pro-vaksin dan anti-vaksin sebagai bahasan serius apalagi
sampai memecah belah umat seagama. Ini adalah proyek para konspirator yang
lainnya; memecah belah umat Islam dari dalam. Persoalan furu’ dalam
agama saja sudah tidak karuan membuat umat ribut dan saling memaki. Janganlah
kita tambah dengan masalah baru. Adapun informasi yang saya paparkan di atas
bukanlah bertujuan memecah belah, tetapi untuk membuka ruang diskusi yang lebih
intens. Agar semua pihak merasa terpuaskan dan tidak ada perasaan benci satu
sama lain. Oh ya, MUI pun menghalalkan vaksin. Kalau data yang saya paparkan
benar adanya, mengapa MUI bertolak belakang? Soal ini, kita bisa buka forum
diskusi di lain tempat. Anda hanya perlu menaati mereka yang berilmu. “Maka
bertanyalah pada ahlinya jika kamu bukan orang yang mengerti.” (QS.
Al-Anbiya: 7). Karena saya semata-mata hanya menjalankan titah dari-Nya, “faqshushi
al-qashasha la’allahum yatafakkaruun!” (maka ceritakanlah kisah itu agar
mereka berpikir).
Allahu
a’lam.
Bismillah.
ReplyDeleteMemilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman.
Sudah dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap temannya. Teman bisa mempengaruhi agama, pandangan hidup, kebiasaan dan sifat-sifat seseorang.
This comment has been removed by the author.
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete