Saudaraku, pernahkah kau dengar
sebuah negara yang pejabatnya hobi marah-marah?
Pernahkah kau lihat ada negara yang
pemerintahnya suka menumpahkan darah?
Pernahkah terpikir ada negara yang
selain pemerintahnya, semua salah?
Sebuah negeri yang rakyatnya amat
gandrung dijajah,
Dan pemimpinnya memiliki rasa tega
sebesar gajah.
Tatkala saudaranya tertimpa musibah,
Menterinya malah marah-marah.
Saudaraku, lucunya, keberadaan
negeri itu bukan sekadar dongeng berkisah.
Negeri itu memang ada, telah dan
bahkan masih dijajah.
Saudaraku, sadarlah...
Dahulu, kata kakekku, negeri itu
tegar walau dijajah
Dahulu, kata bapakku, negeri itu
permai nan indah
Dahulu, kata ibuku, negeri itu elok gemah ripah
Dahulu, kata guruku, negeri itu
rakyatnya baik-baik dan ramah-ramah
Namun sekarang, apakah semuanya
musnah?
Saudaraku, bangunlah...
Kita hidup di zaman serba parah
Pakaian perempuan, harga sembako,
harga BBM, bahkan moral masyarakat, semua parah!
Zina jadi indah.
Merajalela penjahat berkerah.
Menghina agama jadi sunnah.
Perampok makin gagah.
Konspirasi para penjahat makin kuat
tak pernah melemah.
Koruptor malah bangga walau
tertangkap basah.
Saudaraku, menangislah...
Inilah.
Inilah negara marah-marah.
Penduduknya mayoritas muslim namun
jauh dari Al-Qur’an dan sunnah.
Pemimpinnya maruk kursi sembari
sikut-sikutan bersimbah darah.
Birokratnya rakus harta rakyat kecil
dijarah.
Saudaraku, bertahanlah...
Namun, harapan masih ada walau hanya
secercah.
Masih banyak di sana ulama-ulama
yang berpegang pada tali sunnah.
Tak sedikit pemimpin-pemimpin
daerahnya yang taat ibadah.
Masih bertebaran santri-santri yang
punya hasrat dzikir membuncah.
Masih ada kesempatan mawar-mawar tuk
merekah.
Mereka belumlah punah.
Walau langit mulai merah,
Namun nyawa dan raga belum berpisah,
Jasad belumlah sampai berkalang
tanah.
Saudaraku, usahakanlah...
Ya Allah Yang Maha Pemurah...
Lindungilah kami dari godaan setan
terkutuk yang hobi menjamah.
Dan dari tipuan pemimpin di negara
tukang marah-marah.
0 comments:
Post a Comment