zakyzr.com

Wednesday, 7 January 2015

Terserah...


“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Kota Thaif merupakan salah satu kota yang masuk dalam catatan sejarah dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Selain menjadi destinasi hijrah, Thaif juga menjadi tujuan dakwah selanjutnya setelah Rasulullah mengalami berbagai tekanan dan tantangan di Makkah.
Alih-alih mendapatkan situasi yang lebih kondusif dan mendukung, tekanan yang didapat Sang Nabi Terakhir di kota ini justru semakin besar. Masyarakat kota Thaif tidak hanya menolak ajakan beliau, mereka juga mengusir bahkan melempari Rasulullah dengan batu hingga terluka bersimbah darah. Rasulullah juga manusia yang memiliki perasaan dan emosi. Namun, di sinilah kita dapat mengambil pelajaran. Tiada perlawanan yang direncakan oleh Rasulullah. Beliau besama Zaid bin Haritsah kemudian menghindar dan bersembunyi di kebun anggur milik salah satu orang kaya di Thaif, Rabiah, yang memiliki anak-anak bernama Uthbah dan Syaibah. Kondisi tubuh Rasulullah sangat parah, dengan banyak sekali luka berdarah memenuhi tubuhnya.
Sejurus kemudian, malaikat[1] menawarkan untuk menghukum masyarakat Thaif karena telah berlaku kejam, dengan menimpakan gunung kepada masyarakat Thaif. Malaikat memang tidak dikaruniai hawa nafsu oleh Allah, namun kali ini kita dapat melihat kejelasan bahwa para nabi memang lebih dimuliakan daripada malaikat. Sikap Rasulullah yang satu ini pun harus diteladani. Serta merta Rasulullah menolak tawaran Malaikat dan melarang Malaikat melakukan hal itu. "Jangan engkau lakukan wahai Malaikat. Mereka memperlakukan aku seperti ini karena mereka belum tahu. Aku harap suatu saat keturunan mereka akan menjadi pengikutku.” Malaikat pun mengurungkan niatnya.
Keberadaan Rasulullah diketahui oleh salah seorang anak dari Rabiah. Karena iba dengan kondisi yang dialami Rasulullah, kemudian dia memerintahkan budaknya untuk memberi makanan dan minuman. Addas, si budak, kemudian memberikan setandan anggur kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan Zaid. Beliau menerimanya, dan membaca “Bismillah” sebelum memakannya. Mendengar itu, Addas berkata, “Kata-kata itu tidak pernah diucapkan penduduk negeri ini.”
Kemudian Nabi bertanya tentang asal dan agama Addas. Addas mengaku beragama Nashrani dan berasal dari Negeri Ninawa (Nineveh). Mendengar penjelasan tersebut, Rasulullah bersabda, “Negerinya orang shalih bernama Yunus bin Matta.” Addas kemudian terkejut. Addas menyoal tentang nama Yunus bin Matta yang memang terkenal di negerinya itu, tetapi orangnya sudah lama meninggal. Rasulullah bersabda, “Beliau adalah saudaraku, beliau seorang Nabi, begitu juga aku seorang nabi.” Sontak Addas langsung merengkuh kepala Sang Nabi, mencium  tangan dan kaki beliau. Sebuah sikap dan pengakuan akan kebenaran kenabian Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasul menjelaskan secara ringkas risalah Islam yang beliau bawa, dan tanpa penolakan Addas menyatakan memeluk Islam.
Syahdan, Addas kembali kepada tuannya, dan mereka melihat apa yang dilakukan Addas kepada Rasul, mereka mencela sikapnya memeluk Islam itu. Tuannya mengatakan kalau agama Nashrani yang dipeluknya itu masih lebih baik. Tetapi dengan tegas Addas menjawab, “Wahai tuan, di dunia ini tidak ada sesuatupun yang lebih baik daripada orang itu. Dia telah mengabariku sesuatu yang tidak diketahui seseorang, kecuali oleh seorang nabi.”
Perjalanan sejauh 90 km yang ditempuh oleh Rasulullah bersama Zaid membuahkan hasil. Rasul terhibur karenanya. Apabila Rasul menuruti tawaran yang diberikan oleh malaikat tadi, barangkali ceritanya akan berbeda. Mendapatkan sepeser uang lebih baik daripada tidak sama sekali. Mendapati seorang walau hanya sekelas budak menerima Islam jauh lebih baik daripada menghancurkan negeri tersebut, yang berarti mematikan potensi munculnya pembela Islam dari negeri tersebut.
Kisah ini memberi banyak pelajaran bagi kita. Di antara pelajaran berharga dari kisah tersebut adalah kita harus berpikir masak-masak ketika mendapat tawaran. Acapkali kita malas berpikir ketika berada di bawah tekanan hebat, dalam kondisi sulit pula. Sehingga datanglah tawaran bantuan yang dilayangkan untuk kita. Terkadang tanpa berpikir panjang, kita jawab dengan kata singkat, “terserah”. Seandainya Rasulullah berkata, “terserah...” kepada malaikat yang menawarkan ‘tawaran menggiurkan’ tersebut, mungkin tidak ada orang beriman dari kota Thaif, dan cerita akan berbeda. Sejarah keteladan Rasulullah tidak akan terukir indah sebagaimana mestinya, apabila Rasul menyatakan “terserah Allah”. Orang-orang Thaif tersebut pada hakikatnya tidak tahu dan tidak sadar dengan risalah kebenaran yang dibawa Rasulullah kepada mereka. Rasulullah berharap, jika mereka menolak dakwahnya, mungkin ada di antara anak-anak dan keturunan mereka yang mau menerima risalah Islam. Teladan yang dapat diambil, selain Rasulullah memiliki sifat sabar yang tinggi, beliau juga visioner dan berpikir matang sebelum bertindak. Tidak gegabah dan tidak pula mudah tergiur.
Pilihan Allah memang yang terbaik. Skenario Allah memang yang paling indah. Namun bila semuanya belum terjadi dan dapat kita usahakan, jangan pernah bilang “terserah”, tapi bertawakal dan berdoalah. Tawakal yang mengajarkan Nabi Musa tetap tenang di tengah kejaran bala tentara Fir’aun, sehingga Allah memerintahkan untuk menghentakkan tongkatnya ke tanah. Terbelah-lah Laut Merah. Musa dan kaumnya pun selamat.
Doa-lah yang menuntun Ashhabul Kahfi selamat dari kejaran penguasa zalim. Sehingga Allah memberikan keajaiban dengan menidurkan mereka selama 309 tahun tanpa menjadi tua sedikitpun. Karena doa bukanlah sekadar pelengkap sebuah usaha, namun doa adalah usaha itu sendiri. Tiada kata terserah, yang ada hanyalah lillah. Tiada kata putus asa, yang ada hanyalah berusaha. Tiada kata lara, yang ada hanyalah doa.




[1] Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa yang menawarkan adalah Malaikat Jibril. Riwayat lain menyebutkan Malaikat Penjaga Gunung. Allahu a’lam.

1 comment:

  1. Simple: tulisan dan makna nya!

    Nice post, Nobita!

    ReplyDelete

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com