Ini soal amanah. Ketika ada
kepercayaan dari orang banyak yang menghampiri pundak kita. Kita harus
mengembannya. Kita harus memapahnya. Bahkan bila harus berdarah dan bernanah
kita membopongnya, maka lakukanlah. Tidak ada amanah di luar batas kemampuan
kita. Hanya seringkali kita merasa diri kita terlalu lemah. Celakalah kita!
Padahal Tuhan Menciptakan kita dalam sebaik-baik bentuk, dan tidak pernah
menurunkan ujian melebihi batas kemampuan kita. Apakah kita akan mengingkari
janji-Nya? Pundak kita akan selalu kuat mengemban amanah, namun bisikan setan
terkutuk yang senantiasa melemahkan. Jika tidak mampu membuat setan menangis
karena godaannya gagal, setidaknya jangan sampai membuat setan-setan itu
tertawa. Mudah bukan? Karena ini soal amanah. Ini soal kepercayaan. Adakah
orang di dunia ini yang rela dikhianati kepercayaannya? Maka, embanlah amanah
itu!
Monday, 25 May 2015
Friday, 22 May 2015
Kezaliman yang Dilazimkan: Rohingya, Eksekusi Mati, dan Para Aktivis Lapar
Era globalisasi memungkinkan siapapun untuk mendapatkan
berita-berita teranyar dan terpanas. Dahulu kita hanya mengandalkan surat kabar
dan radio untuk menunggu berita terbaru. Itupun jarak waktu antara kejadian
dengan turunnya berita ke media cukup lama. Bisa saja kejadian siang ini,
beritanya baru turun esok hari, atau bahkan dua hari ke depan. Hari ini, akses
berita terlampau mudah. Portal berita online bertebaran dimana-mana. Publik dimanjakan
oleh kemudahan mengakses informasi, dan mereka dapat memilih dan memilah
sendiri berita yang diinginkan.
Terdapat tiga kata
kunci pada judul pembicaraan kali ini. Terlihat tidak ada keterkaitannya sama
sekali. Namun, mari kita uraikan tiga masalah tersebut satu per satu.
Monday, 11 May 2015
Duh... Mbak Asma Nadia...
Hari Ahad kemarin, saya membaca tulisan dari Mbak Asma Nadia
tentang Fikih Permusuhan.[1] Menarik.
Awalnya saya enggan berkomentar, lebih tepatnya enggan membaca. Apalagi memang
saya cukup malas untuk membaca artikel-artikel yang disebarkan lewat aplikasi whatsapp.
Saya sudah cukup kagum dengan tulisan Mbak Asma. Terlebih pecinta novel manapun
di Indonesia tahu, tak kurang dari puluhan buah novel sudah beliau tulis,
mayoritas best seller dan beberapa sudah diangkat ke layar lebar dan
sinema elektronik. Tetapi ketika saya baca artikelnya, saya langsung tak
habis-habisnya mengernyitkan dahi.