Pernahkah kau mendengarkan cerita
tentang kesetiaan Sang Subuh? Duhai begitu indah segala yang dilakukan Sang
Subuh. Begitu indah segala yang ada pada Sang Subuh. Tak pernah lekang dari
ingatan siapapun yang senantiasa waspada di waktu subuh, tentang apapun yang
mereka lakukan dan raih di waktu subuh. Sungguh indah Sang Subuh. Kini akan
kuceritakan tentang hebatnya kesetiaan Sang Subuh.
Tuhan
kita membagi waktu-waktu dalam sehari menjadi beberapa bagian. Mereka terbagi menjadi
pagi, siang, sore, dan malam. Subuh, sebagaimana yang lazimnya kita rasakan,
hanya mendapat jatah waktu yang sangat sebentar. Tak lebih dari setengah jam.
Hanya setengah jam. Namun, di sinilah kita akan belajar tentang kesetiaannya.
Subuh,
ialah waktu yang memulai segala proses. Setengah jam itu ia gunakan untuk
memancarkan keindahan bagi siapapun yang menyambutnya. Subuh memberikan
ketentraman yang tak mampu diberikan oleh pagi, siang, sore, dan malam. Tahukah
kau kapan kau akan melihat garis-garis dan warna langit yang paling indah?
Lawanlah rasa malasmu, singkap selimut tidurmu, keluarlah dari rumahmu dan
pandanglah langit di waktu subuh. Jangan terlambat, sebelum matahari kembali
merajai panggung waktu.
Subuh
memicu embun untuk keluar ke atas dedaunan, ke atas tanah, melapisi
jendela-jendelamu yang berdebu, dan menyejukkan makhluk manapun yang disapa
olehnya. Embun berandil memekarkan setangkai bunga. Setangkai bunga itu dapat
menghidupi seekor lebah. Lalu seekor lebah itu dapat menghasilkan madu nan
menyehatkan. Siapapun yang sehat, akan dapat beraktivitas dari pagi hingga sore
dengan semangat. Siapapun yang sehat akan memiliki energi yang cukup demi
memberikan cinta yang tulus kepada siapapun yang dikasihinya. Dengan cinta itu,
setiap orang akan dapat menjalin kasih, bergandengan tangan, melestarikan
kedamaian, dan tak ada lagi perpecahan dan pertumpahan darah. Apakah terbayang
olehmu bagaimana kekuatan setetes embun itu? Dapatkah kau bayangkan betapa
kuatnya pengaruh Sang Subuh? Dan hal itu lahir dengan diawali kesetiaan Sang
Subuh. Inilah salah satu buah kesetiaan Sang Subuh.
Tak
pernah ada gunanya pagi apabila tak pernah ada Sang Subuh. Subuh memanfaatkan
waktu sempitnya untuk mengabdi. Subuh menggunakan waktunya yang sedikit untuk
menebar manfaat ke segala penjuru. Subuh memberikan kesejukan bagi siapapun
yang menyambutnya. Subuh memberikan panggilan kemenangan bagi orang-orang yang
berserah diri. Betapa mulianya kau, wahai Sang Subuh!
Perlu
kau ketahui, bahwa Tuhanmu pun memuji Sang Subuh. Tahukah kau, Tuhanmu pernah
berfirman tentang kuda yang menerjang musuh di waktu subuh? Bukan karena kuda
yang perkasa, tetapi karena subuh adalah waktu paling berharga yang sangat
sayang untuk dilewatkan. Pasukan perang di zaman kejayaan Islam meraih kemenangan
gemilang karena mengawali serangan di waktu subuh. Dimana ketika itu pasukan
musuh masih terlelap dan terbuai mimpi tak acuh terhadap kesetiaan Sang Subuh.
Pejuang hebat tak melewatkan waktu subuh.
Perlu
kau ketahui, bahwa subuh adalah waktu bagi kau untuk siap siaga. Ketika subuh,
panggilan meraih kemenangan datang. Pintu-pintu hari terbuka menyambut
kedatanganmu. Beruntunglah bagi mereka yang mengindahkan panggilan kemenangan.
Beruntunglah bagi mereka yang menyambut subuh dengan sukacita. Kau hanya perlu
melawan setan yang memicu kemalasanmu. Kau hanya perlu berdoa dan membasuh
wajahmu hingga kakimu. Untuk menyambut Sang Subuh. Untuk mendapat semangat Sang
Subuh yang setia.
Perlu
kau ketahui, malaikat-pun pernah mengingatkan untuk bersiap-siap menyambut
datangnya Sang Subuh. Manakala sebuah hukuman besar akan diturunkan bagi kaum
yang tidak mengindahkan titah Tuhan untuk menjalin kasih dengan pasangan yang
seharusnya. Mereka berpasangan dengan jenis yang sama; laki-laki dengan
laki-laki, perempuan dengan perempuan. Dan hukuman itu turun pada waktu subuh.
Sang
Subuh menerima waktu sempitnya dengan memberikan keindahan tak terperi bagi
seluruuh makhluk hidup di dunia ini. Belajarlah kesetiaan pada Sang Subuh.
Belajarlah untuk selalu bersyukur dengan kekurangan yang ada. Belajarlah untuk
tetap berusaha memberikan yang terbaik dalam keterbatasan. Belajarlah untuk
tidak menyia-nyiakan setiap detik yang kita miliki untuk mencintai orang yang
kita kasihi. Belajarlah untuk tidak pernah mengeluh dalam setiap keadaan.
Belajarlah untuk tidak menunda-nunda pekerjaan, karena waktu tidak menunggumu.
Belajarlah untuk taat dalam kondisi apapun, karena kiamat tak menunggu
kesiapanmu. Belajarlah pada Sang Subuh. Belajarlah cara menjalani hidup pada
Sang Subuh. Menjalani hidup dengan penuh kesetiaan.
0 comments:
Post a Comment