Cicil. Kata ini sesungguhnya bukan
hanya berlaku dalam lingkup pembayaran atau pelunasan utang. Cicil, adalah kata
yang seharusnya menghibur usaha seseorang. Misalnya saja seorang mahasiswa
semester akhir yang sedang menggarap skripsi, mereka tidak bisa
menyelesaikannya dalam sekejap. Pekerjaan mereka dalam menyelesaikan skripsi,
pastilah dicicil. Skripsinya dicicil hingga berhasil.
Saya
ingin menyajikan tulisan tentang cicilan Allah kepada Rasul-Nya dan umat Islam
keseluruhan. Allah mengutus Nabi dan Rasul ke dunia dalam kurun waktu yang
sangat lama. Hitung saja berapa banyak zaman nabi. Mulai Nabi Adam alaihissalam
hingga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah memberikan
zaman yang berbeda-beda kepada umat manusia. Dengan tabiat manusia yang berbeda
pula, Allah turunkan kepada mereka nabi dan rasul yang menyebarkan risalah
kebenaran kepada manusia pada zamannya. Allah Mencicilnya hingga diutusnya nabi
dan rasul terakhir, yakni Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi
ini istimewa, karena tugasnya adalah memperbaiki akhlak manusia agar terjaga
hingga hari kiamat. Jadilah Nabi Muhammad sebagai Nabi Akhir Zaman. Mengapa tidak
dari Nabi Adam saja yang dijadikan sebagai nabi awal sekaligus nabi akhir
zaman? Itulah makna dari mencicil. Pekerjaan yang baik bukanlah pekerjaan yang
diselesaikan dalam waktu singkat, tetapi pekerjaan yang dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Ketika
Allah menurunkan wahyu dan perintah kepada Rasulullah pun tidak serta-merta
diberikan keseluruhan. Orang kafir mengejek Allah dan Rasul. Ejekan mereka
berkaitan dengan Al-Qur’an yang turun setengah-setengah, tidak sekaligus. Ejekan
ini pun langsung dijawab oleh Allah: “Demikianlah, agar Kami memperteguh
hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami Membacakannya secara tartil
(berangsur-angsur, perlahan dan benar).”[1]
Begitulah turunnya Al-Qur’an Allah cicil agar penyampaian yang dilakukan Rasul sempurna
dan memudahkan siapapun yang akan menjalankan perintah Allah. Sebagaimana juga
syariat Islam yang juga dicicil penetapannya. Salah satunya masalah pengharaman
khamr. Khamr tidak begitu saja langsung diharamkan, tetapi juga ada
fase-fasenya. Sehingga sahabat-sahabat Rasul yang gandrung minum khamr mudah
meninggalkan kebiasaan minum khamr dengan perlahan.
Kita
seringkali khawatir dengan pekerjaan kita yang tak kunjung selesai. Kita
seringkali enggan membaca buku yang sarat ilmu hanya karena halamannya yang
sangat tebal. Kita seringkali ingin menulis buku, tetapi tidak sabar dalam
menyelesaikannya, sehingga ada beberapa materi yang terlupa untuk ditulis. Begitu
pula kita sering tidak sabar dalam belajar, sehingga kita menjadi malas dan
lebih memilih pekerjaan yang menjanjikan materi. Sungguh kita harus belajar
tentang cicil. Pekerjaan yang banyak harus kita cicil, buku yang tebal harus
kita cicil membacanya, menulis juga harus kita cicil sehingga nantinya layak
diterbitkan menjadi buku, dan belajar pun harus cicil agar nantinya kita
berhasil. Cicil-mencicil yang akan mengajarkan kita kesabaran. Ketika kita
sabar menyicil, di kemudian hari kita akan puas menuai hasilnya. Dan lebih
daripada hasil tersebut adalah kesabaran yang tanpa sadar dapat tertanam dalam
diri kita. Karena Allah pun meneguhkan hati Rasulullah dan para sahabatnya
dengan cicilan; cicilan wahyu, cicilan perintah, cicilan larangan, dan cicilan
syariat.
Mulai
sekarang, jangan menganggap remeh urusan cicil-menyicil. Kerja-kerja untuk
memajukan peradaban ini juga harus dicicil. Cicil-lah dengan memulainya dari
diri sendiri. Pekerjaan yang baik bukanlah pekerjaan yang diselesaikan dalam
waktu singkat, tetapi pekerjaan yang dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya. Mulailah menyicil perlahan-lahan hingga berhasil.
Nyicil skripsi :D
ReplyDeleteMohon do'anya, minggu depn ujian seminar proposal
Biar lekas slesai, lekas cpat pula di kembaliin nya hehe
Semoga dimudahkan :)
Delete