Ketika mengisi kajian, seminar, atau
talkshow; biasanya pertanyaan langganan yang sering mampir adalah, “Mas, apa
saja tips menulis?” atau “Mas, bagaimana sih memotivasi diri untuk semangat
menulis?” atau banyak pertanyaan-pertanyaan yang bernada sejenis. Padahal tajuk
kajiannya bukanlah tentang tulis-menulis, kadang-kadang tema kajiannya jauh
sekali dari urusan tulis-menulis. Tetapi entah mengapa topik tentang menulis
ini memang menarik sekali untuk dibahas. Namun, tahukah Anda, bahwa
sesungguhnya saya pun bingung untuk menjawab apabila ada pertanyaan semacam
itu. Sekalipun pertanyaan itu adalah pertanyaan yang akrab di telinga saya. Bahkan
sangat akrab.
Tentang
menulis, saya tidak pernah punya tips ataupun motivasi khusus. Lagipula saya
juga bukan orang yang sangat produktif dalam menulis. Baru dua buku karya saya
yang berhasil terbit, itupun sangat tipis dan beberapa isinya ada yang harus
saya copy-paste dari sana-sini. Saya hanya mencoba mengoptimalkan segala
potensi yang saya miliki untuk menebar kebaikan, untuk berdakwah. Selain itu,
saya menjadikan kegiatan tulis-menulis kebanyakan sebagai curahan hati belaka,
tidak lebih. Blog ini adalah saksi bisu curahan hati yang saya tuliskan. Mungkin
banyak pembaca yang tidak tahu bahwa tulisan-tulisan saya di blog ini adalah curhat,
tetapi nyatanya memang demikian. Alasannya sederhana; saya ingin curhatan
saya dapat menjadi manfaat bagi siapapun yang menyimaknya. Menebar kebaikan
adalah ibadah, karena itu adalah perintah Yang Maha Kuasa.
Perlu
ditekankan, bahwa motivasi bagi setiap orang tidaklah selalu sama. Misalnya saja,
jika seseorang ingin sukses dalam berbisnis adalah harus begini dan begitu,
sebagaimana yang dikatakan oleh motivator bisnis kenamaan bernama -sebut saja
Mawar. Pada kenyataannya, tidak semua orang yang berbisnis kemudian bisnisnya
sukses karena mengikuti perkataan si motivator, bahkan ada yang berujung gagal
total. Motivasi tidak melulu berujung keberhasilan, namun setiap amal memang
membutuhkan motivasi agar dapat terlaksana dengan maksimal. Oleh sebab itu,
carilah motivasi dari dalam diri kita sendiri. Dalam hal menulis, saya
menyadari bahwasanya menulis ini adalah perintah dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Mengapa dalam Al-Qur’an ada sebuah surat yang diberi nama Al-Qalam yang
berarti pena? Itulah kode dari Allah.
“Sesungguhnya mahluk yang pertama kali Allah ciptakan adalah
Al-Qalam, kemudian Allah berfirman kepadanya: Tulislah! Kemudian Al-Qalam
berkata:Wahai Rabbku, apa yang aku tulis? Allah berfirman: Tulislah taqdir
segala sesuatu sampai datang hari kiamat”[1]
Sebuah
hadits mengungkapkan bahwasanya pena adalah makhluk yang pertama kali
diciptakan Allah.[2]
Perintah Allah untuk menulis segala yang terjadi sampai hari kiamat kepada
pena. Ini salah satu faktor yang secara tidak langsung memberikan alasan mengapa
kita harus menulis. Allah menciptakan pena sebagai makhluk-Nya yang pertama. Lagi-lagi
ini sebuah kode bagi makhluk-Nya yang begitu sempurna bernama manusia untuk menulis.
Menulis
itu pekerjaan keabadian. Mengapa? Ya, siapa yang akan tahu sosok bernama Ibnul
Qayyim al-Jauziyah apabila dahulu ia tidak menulis? Mungkin juga tidak akan ada
yang mengenal Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun, Badiuzzaman Said Nursi, hingga Buya
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) di zaman sekarang apabila mereka dahulu
tidak semangat menulis. Kita memang akan mati, jasad kita ditimbun tanah dan
tinggallah tulang belulang. Namun nama kita akan terus disebut, pemikiran kita
akan terus dikenang, dan keturunan kita bisa saja dipuji banyak orang karena
karya kita dalam tulisan. Dengan menulis, kita akan abadi di dunia yang fana.
Anda
bisa saja mencari motivasi menulis dari sisi yang berbeda. Misalnya Anda ingin
menulis di koran demi mendapatkan uang saku, menulis buku demi royalti, menulis
buku demi dipuji banyak orang. Hal-hal itu sah-sah saja. Namun pikirkanlah
kembali. Apabila orientasi kita kepada menebar ilmu, menebar manfaat, pastilah
jauh lebih mulia dan manfaatnya akan berlipat. Kita kejar pahala dari menulis. Karena
pahala itu abadi, maka manfaat yang akan kita rasakan dari menulis juga akan
abadi. Lihatlah para ulama kita. Mereka membebaskan siapapun yang ingin copas
karya mereka. Tidak ada harapan royalti yang mereka pikirkan. Hasilnya,
kita bisa menikmati karya-karya mereka hingga sekarang, dan banyak ulama besar
yang mempelajari karya-karya mereka. Padahal kekayaannya tidak akan habis
berribu turunan apabila ada royalti untuk mereka. Mereka tidak membutuhkan
adanya Undang-Undang plagiarisme, karena tanggung jawab keilmuannya adalah
sanad dan jalur periwayatan.
Setidaknya
tiga hal di atas yang menjadi motivasi saya menulis. Lagi-lagi tidak semua
orang harus memiliki motivasi yang sama. Karena motivasi itu seperti juga
hikmah, yang Allah tebarkan serpihan-serpihannya di hamparan semesta yang luas
ini. Lalu tentang tips, saya pun tidak pernah memiliki tips khusus. Saya hanya
punya tiga tips untuk menulis, yakni: (pertama) menulis, (kedua) menulis, dan
(ketiga) menulis. Menulis, menulis, dan menulis. Hanya itu kiat-kiatnya. Untuk memulai
menulis, kita harus menulis. Untuk melanjutkan tulisan, kita harus menulis. Dan
untuk mengakhirinya kita juga harus menulis.
Lalu
apa inspirasi untuk memulai tulisan? Sesungguhnya inspirasi itu akan datang
apabila kita sering membaca. Karena membaca dan menulis adalah kegiatan yang
berkesinambungan. Saya pernah ditanya, “Bagaimana caranya kita bisa menulis
banyak tulisan dan kita tidak kehabisan ide dalam menulis?” Sebelum saya
menjawab, saya ajukan pertanyaan juga, “Berapa banyak Anda baca dalam sehari? Dan
jenis tulisan apa yang Anda baca?” Jawabannya, “Saya jarang membaca, dan saya
suka baca novel.” Nah, keep dreaming! Analogi sederhananya; membaca sama
dengan makan, dan menulis sama dengan (maaf) buang air besar. Anda ingin BAB
dengan jumlah yang banyak, tetapi Anda tidak mau makan. Atau Anda mau makan, tetapi
hanya cemilan-cemilan saja. Pasti pencernaan dan kesehatan Anda bermasalah. Begitupun
bila Anda ingin menulis, tetapi jarang baca; itu suatu hal yang agak mustahil. Atau
Anda hanya suka baca novel, yang dapat kita analogikan dengan cemilan tadi;
maka Anda hanya baik dalam menulis cerita pendek ataupun novel juga. Kualitas Anda
ditentukan dari bacaan Anda. Jika Anda banyak membaca, peristiwa apapun yang
terjadi akan memberikan inspirasi untuk menulis. Karena wawasan Anda menjadi
luas dengan banyak membaca. Dan ingat, wahyu pertama yang turun kepada Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah; perintah membaca!
Terakhir,
biasanya saya juga mendapat pertanyaan, “Apa yang paling sulit dalam menulis?”
Saya sulit menulis ketika dipaksa. Apalagi menulis tentang topik yang tidak
saya kuasai. Lagi-lagi ini karena kurangnya wawasan saya, sehingga minim
inspirasi dan ide untuk menulis. Namun yang jauh lebih teramat sulit dalam
urusan tulis-menulis adalah; menulis namaku dalam hatimu.
[1] HR. Abu Dawud
[no. 4700], Shahih Abi Dawud [no. 3933], at-Tirmidzi [no. 2155, 3319], Ibnu Abi
‘Ashim dalam as-Sunnah [no. 102], al-Ajurry dalam asy-Syari’ah [no.180], Ahmad
[V/317], Abu Dawud ath-Thayalisi [no. 577], dari Sahabat ‘Ubadah bin ash-Shamit
Radhiyallahu ‘anhu, hadits ini shahih.
[2] Ulama berbeda
pendapat akan hal ini. Ada yang mengatakan pena diciptakan setelah ‘arsy, ada
pula yang berpendapat bahwa pena lebih dahulu diciptakan sebelum ‘arsy. Allahu
a’lam.
Yang terakhirnya apabanget, kak.... :/
ReplyDeleteDulu pernah bilang "Lo cocok jadi penulis, kak" dan ternyata bener kaaann sekarang udah jadi penulis keren. huhuhu Terus berkarya, kak! :D
Alhamdulillah berarti kata-katanya menjadi doa :)
DeleteAlhamdulillah sudah terbit 2 buku. Semoga segera lahir buku ke-3, dst. :)
DeleteBanyak buku, banyak juga kebaikan yang bisa dibagi kepada sesama.
Aamiin. Mohon doanya ya :)
DeleteAwesome...
ReplyDeleteYap menulislah dengan alasan apapun...asal bukan untuk meremehkan ..
Bang boleh dong, share buku yang recommended dibaca, syukron :)
ReplyDeleteSiip. Keren. Terus berkarya
ReplyDeleteKeren mas .. tulisan.a penuh inspirasi dan kata" mas diatas ngena banget hihi .. bikin fikiran saya terbuka kembali meneruskan hobi menulis saya sewaktu sekolah dulu .. mohon doa mas 😊😁
ReplyDelete